Januari 24, 2013

Grunge or Punk? Lets Rock!!





Nevermind milik Nirvana emang jadi perhatian di awal '90-an. Tapi band grunge/punk asal Los Angeles beranggotakan para wanita riot grrrl ini juga harusnya bertanggungjawab terhadap perubahan scene musik saat itu. Penampilan liar juga jauh dari kesan feminim menjadi sensasi yang juga point tersendiri bagi mereka. Kalo ngeliat dari segi musik, L7 bisa dibandingkan dengan band-band senior mereka sebelumnya kaya Ramones dan Motorhead.

Tahun 1991, album mereka “Smell The Magic” menghasilkan hits “Shove” yang sukses dengan vokal serek milik Donita Spark - ditambah distorsi gitar Suzi Gardner dan beat drum ala grunge dari Dee Plakas. Sebenernya L7 udah kebentuk dari taun 1985, tapi mereka baru ngerekam ep pertama “L7” tahun 1988 dan mulai perjalanannya di klub-klub kecil Los Angeles. Pada 1992 album ketiga “Bricks Are Heavy” rilis. Dari segi musik, album ini lebih berat dan lebih kotor dari album sebelumnya-dengan hits ”Pretend We’re Dead”. Lalu “Hungry For Stink” menjadi album mereka selanjutnya yang juga menandai perkembangan musik mereka.

Dalam pembuatan album kelima The Beauty Proccess, pemain bass Jennifer Finch tidak ikut rekaman yang berujung cabutnya dia dari band. Greta Brinkman menjadi bassist setelah sebelumya Gail Greenwood mengisi posisinya. Sejatinya album ini disukai para kritikus, bahkan majalah Rolling Stones  mengatakan kalo L7 memberikan gaya punk klasik yang cukup segar.

Slap-Happy menjadi karya terakhir mereka pada 1999 dengan bassist Janis Tanaka yang menggantikan Greta. Dan akhirnya di 2001 mereka mengumumkan tidak lagi tour. Spark sendiri mengejar solo kariernya bersama Plakas. Dibalik segala kontroversinya, L7 bubar setelah apa yang mereka perbuat dengan menentang segala jenis stereotip yang ada dan membuat banyak wanita kini mulai mengambil instrumentnya.




*diambil dari tulisan gua di JUICE Magazine edisi 86

Tidak ada komentar:

Posting Komentar