Agustus 14, 2012

After The Rain


Kisah tentang dua anak manusia yang terpisahkan jarak. Salah jika mengira ini tentang LDR, ini lebih dari itu. Tiga tahun lamanya sejak perkenalan di dunia maya, ratusan pesan dengan bumbu rayuan serta basa-basi via abjad di monitor PC maupun handphone, obrolan menunggu subuh via udara yang kita sebut “on-air”, tukar foto di sosmed-mengeditnya-menjadikannya dalam satu foto dengan harapan suatu saat bertemu. “Hei Ged.. masihkah kau menyimpannya?” ;D

Ya, kita memang belum pernah bertemu. Bukannya tidak mau, terlalu banyak alasan untuk disebutkan. Mungkin Tuhan belum mengizinkan. Satu-satunya yang terjangkau hanya mimpi. Pernah kala itu ia memberi kabar bahwa ia ada di kota ini, namun takdir belum memihak, kita belum bertatap. Dan jika saja ia tahu kegelisahan yang dialami diri ini ketika itu. Pffft.. “Hei Ged, aku masih dendam..” :b

Nggak ada yang salah dalam keadaan ini, walau kadang sesal sesaat. Tapi kita sadar Tuhan punya rencana lain. “Hei Ged, masih menunggu diantara hujan?” :))


 If I could bottled the smell of the wet land after the rain
I’d make it a perfume and send it to your house
If one in a million stars suddenly will hit satellite
I’ll pick some pieces, they’ll be on your way
In a far land across
You’re standing at the sea
Then the wind blows the scent
And that little star will there to guide me
If only I could find my way to the ocean
I’m already there with you
If somewhere down the line
We will never get to meet
I’ll always wait for you after the rain

Adhitya Sofian

2 komentar: