Apa kabar blog? Aman? Hhahaha.. kayanya backgroud lo udah gak asik ya. Pengen gua ganti, tapi ntar ya, lagi nyari yang pas.
Kemarin Sabtu gua sempet ngeliput acara Music Gallery-nya anak FEUI. Dan itu adalah liputan yang paling full yang pernah gua lakukan. Gua sengaja datang dari sore untuk tidak melewatkan pengisi acara yang main disana. Sempet bingung juga sih gua mau ngapain disana. Datang berdua dengan temen gua yang membawa ransel besar berisi kamera yang emang tugasnya dia untuk motret. Sedangkan gua, dengan tas kecil pinjaman adik gua, bermodal kartu pers, dan tanpa kamera.
Untungnya disana gua sempat ngeliat Hasief, salah satu kontributor dari Rolling Stone. Wah.. doi pasti liputan juga nih pikir gua. Dengan hanya memegang Blackberry ditangannya, dia bolak-balik dari stage yang satu ke stage yang lainnya. Yaudslah.. gua ikutin caranya dia. Gua pinjem Blackberry temen gua dan gua live twett dari sana. Akhirnya gua ada kerjaan.
Disini terbagi dalam 2 stage, ada Gallery Stage dan Main Stage. Band-band yang main di Gallery Stage udah sering gua dengar namanya, tapi untuk siapa band itu dan bagaimana perform-nya gua belum tau sama sekali. Alhasil gua nggak terlalu mengikuti mereka. Sedangkan di Main Stage, band-band yang tampil adalah band-band yang sudah dulu merajai industri musik indipenden lokal.
Dari sekian banyak band itu, salah satu yang paling gua tunggu adalah The Adams. Mereka emang udah jarang banget tampil. Dan yaps.. terasa banget suasana nostalgianya ketika mereka membawakan Waiting yang di medley langsung dengan Halo Beni. Lalu sebuah nomor cantik Hanya Kau yang langsung mengingatkan gua akan vidio klip mereka yang dulu sering gua putar berulang-ulang. Terakhir, sebuah lagu yang menurut gua emang juara banget dari segi lirik dan aransemennya yang catchy, yaitu Konservatif. Bagian “jam sembilan malam aku pulang..” adalah part yang paling diingat di lagu ini. Mungkin saat ini The Adams bisa disejajarkan dengan band pendahulu mereka yang sudah bubar, Rumah Sakit. Penampilan The Upstairs juga membuat gua balik ke jaman SMA. Apalagi ketika mereka memainkan Dansa Akhir Pekan.
enam hari berseragam
rambutku tlah mereka hancurkan
menyita ragam cerita
jelas sekali ku telah diredam
kuberdansa resah
di orbitan resah
ke hampa udara
tak terbesit hati
untuk berhenti
dipandang sebelah mata
aku bukan urutan terdepan
namun esok akhir pekan
waktunya ku melepaskan beban
Dengan lirik seperti itu, otak gua langsung memutar kembali ketika gua duduk dibangku SMA. Suasana putih abu-abu penuh keringat, matahari pukul 11 siang yang masuk dari jendela kelas, dan lainnya. Nostalgia gua terasa sempurna ketika mereka memainkan lagu Matraman sebagai penutup. Ini juga salah satu lagu favorit gua. Dengan lirik yang cukup anarki sekaligus romantis pada bagian reff-nya, ditambah true story pada lagu ini. Fuiih..
Jika bertanya ke orang yang dateng ke acara ini, pasti yang paling berkesan dari malam itu adalah ketika Pure Saturday membawakan Don’t Look Back In Anger-nya Oasis. Tak terkecuali gua. Berawal ketika mereka akan memainkan lagu barunya, gitar satu terjadi kesalahan dan harus dihentikan sementara. Mengisi kekosongan, gitaris yang satunya lagi memainkan intro. “Lagu apa ini?” mungkin itu yang ada dibenak gua ketika si Iyo, sang vokalis menghampirinya dan bertanya. Ketika lirik pertama keluar, disitulah penonton bersorak riuh dan bernyanyi bersama. Gua pun larut pada lagu ini. Sesaat gua pejamkan mata dan membayangkan gua lagi di Pantai Carnaval Ancol dan didepan gua benar-benar Oasis yang sedang bermain. Ciamik!! Sayangnya Blackberry temen gua low, padahal pengen banget live twett sekalian pamer hhahahaha..
Acara berakhir tengah malam. Gua merasa sebagai jurnalis beneran. Tapi tanpa bayaran. Hahaha. Tapi suatu saat pasti akan menghasilkan. Ah, entah kenapa dahulu gua nggak masuk jurnalistik aja ya. Kenapa baru kepikiran sekarang? Fuuh.. Tuhan memang dengan segala rahasiaNya. Dan terakhir sempet shock ketika biaya parkir yang mencapai 10ribu. Oh Mmmmeeeeeennnn… -.-“
Tidak ada komentar:
Posting Komentar